Turti, Si Kura-kura Pemalu
Turti,
Si Kura-kura Pemalu
Turti merupakan anak kura-kura pemalu. Dia akan
menyembunyikan kepalanya ke dalam cangkang apabila bertemu dengan siapa pun.
Dia sangat suka berenang di danau Hutan Pine, jika danau sedang sunyi.
Pagi itu, Turti tengah melangkah perlahan ke luar
rumah setelah berpamitan kepada ibunya. Saat hampir sampai di danau, dia pun
mendengar nyanyian seekor binatang yang diiringi dengan petikan gitar yang
merdu.
Turti akhirnya penasaran. Dari balik semak-semak
dia mengintip. Ternyata itu Kuki, si kucing penyanyi yang sudah terkenal di
seantero Hutan Pine. Dia juga sering mengadakan pertunjukan di depan Raja Leon.
Turti sendiri merupakan salah satu penggemarnya.
Dia sering bersembunyi di balik batu yang jauh dari keramaian untuk mendengarkan
Kuki bernyanyi dan memainkan gitar.
Tanpa sadar, Turti mengikuti nyanyi si Kuki.
Namun, tiba-tiba hal itu membuat Kuki menghentikan nyanyinya. Kuki pun menoleh
ke kanan dan ke kiri.
"Siapa di sana?" tanya Kuki yang
sedikit takut.
Turti kemudian terkejut mengetahui saat Kuki
mendengar suara nyanyiannya. Tak lama, Kuki melihat dan tersenyum geli saat
matanya melihat cangkang Turti di sela dedaunan.
Lalu, ia berjalan ke arah Turti yang sedang
bersembunyi. Turti ingin berlari. Tapi, percuma karena ia adalah pelari yang
lamban.
Maka, ia cepat-cepat menyembunyikan kepalanya ke
dalam cangkang.
"Keluarlah dari sana. Aku tahu kau ada di
situ," seru Kuki.
Turti gemetaran di dalam cangkangnya.
"Siapa nama kamu? Suaramu itu sangat bagus
lho, kau tahu?"
Turti yang mendengar pujian itu, mengucapkan
terima kasih sambil bernada pelan-pelan.
"Keluarlah dari cangkangmu. Aku tidak akan
menggigitmu. Malah, aku mau kita bernyanyi bersama," kata Kuki.
"Benarkah?" tanya Turti yang masih di
dalam cangkang.
"Iya. Kau sangat berbakat." jawab Kuki.
"Kebetulan, Raja Leon memintaku mencari
teman untuk bernyanyi bersama. Katanya dia sudah agak bosan melihatku bernyanyi
sendirian. Kamu mau? Eh, siapa namamu?" tanya Kuki.
"Turti... aku Turti!" pekik Turti yang
masih malu-malu.
"lyaaa. Tapi kamu harus mengeluarkan kepala
dari cangkang supaya bisa bernyanyi."
Akhirnya, Turti mengeluarkan kepalanya perlahan
dan berkata, "Tapi aku malu. Aku tidak mungkin bisa bernyanyi di depan
banyak orang. Apalagi di depan raja."
"Rasa malu tidak akan membuatmu keren. Kau
harus berani. Aku akan menemanimu bernyanyi bersama" kata Kuki.
"Benarkah?"
"Ya, ayo kita latihan!"
Pagi itu, hari pertama Turti mengalahkan rasa
malunya. Dia dan Kuki pun akhirnya menjadi dua penyanyi terkenal di Hutan Pine.
Seandainya Turti terus malu, dia mungkin tidak
akan pernah bisa menemukan bakatnya.
Pesan moral yang mendidik
Kita harus berani menunjukkan bakat yang kita
punya. Jika tidak, kita mungkin tidak bisa menjadi orang yang bisa berkembang.